Selasa, 06 November 2007

Sutiyoso Klaim Didukung 14 Partai Baru

[Kompas Cyber] - Mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso mengklaim dirinya mendapat dukungan dari 14 partai baru dan belasan partai kecil yang sudah eksis untuk maju dalam Pemilihan Presiden 2009. Bahkan, dirinya terus melakukan komunikasi dengan semua partai untuk memperluas dukungan.

Hal itu dikemukakan Sutiyoso seusai menghadiri acara pelantikan pengurus DPD Partai Kedaulatan Provinsi Sumatera Selatan, Senin (5/11) di Palembang. Pelantikan pengurus dihadiri massa simpatisan Partai Kedaulatan.

Namun, Sutiyoso menyadari, ke-14 partai yang mendukung dirinya belum menjalani verifikasi karena baru saja muncul. Sementara itu, dukungan dari partai kecil yang sudah eksis mencapai belasan, di antaranya dari partai yang dipimpin Ryaas Rasyid (Partai Persatuan Demokrasi Kebangsaan), Syahrir (Partai Perhimpunan Indonesia Baru), dan Eros Djarot (Partai Nasionalis Bung Karno).

"Saya tetap berinteraksi dengan semua parpol, semakin banyak semakin baik. Partai yang sudah menyatakan dukungan secara terbuka adalah Partai Amanat Nasional, tapi dukungan itu masih informal. Dukungan yang pasti harus melalui mekanisme partai dan itu baru terjadi akhir tahun 2008," katanya.

Pemain pemula. Sutiyoso mengungkapkan, dia melakukan deklarasi lebih awal karena merasa dirinya sebagai pemain pemula, sedangkan kompetitor lainnya adalah pemain-pemain lama, bahkan incumbent yang pernah berkompetisi dalam Pilpres 2004 sehingga mereka dikenal masyarakat luas.

Mengenai kelebihan yang dimilikinya dibandingkan capres yang lain, Sutiyoso mengatakan dia punya semangat pengabdian. Selama 29 tahun dia menjadi anggota TNI, 10 tahun menjadi Gubernur DKI Jakarta, serta mantan Ketua Asosiasi Pemerintahan Provinsi Seluruh Indonesia.

Mengenai visi dan misi Sutiyoso yang disebut mengembalikan kedaulatan di tangan rakyat, menurut dia, yang terpenting adalah melaksanakan otonomi daerah secara konsekuen. Menurut Sutiyoso, saat ini terjadi resentralisasi, yaitu kewenangan daerah kembali ditarik ke pemerintah pusat. [Selasa, 6 November 2007]

Sutiyoso Semakin Mantap Menjadi Capres 2009

[Republika] - Langkah Sutiyoso atau Bang Yos mantan Gubenur DKI Jakarta untuk maju pada pertarungan Pemilihan Presiden RI periode 2009-2014 semakin mantap. Bang Yos yang hadir di Palembang melantik pengurus DPD Partai Kedaulatan Sumatera Selatan (Sumsel), Senin (5/11) mengatakan, pengalamannya selama 29 tahun di TNI dan 10 tahun sebagai Gubernur DKI Jakarta serta mantan ketua Asosiasi Pemerintahan Provisni Seluruh Indonesia (APPSI) merupakan modal untuk maju dalam Pilpres 2009.

Kepada wartawan Bang Yos mengklaim telah mendapat dukungan dari 14 partai baru dan belasan partai kecil yang sudah eksis untuk maju sebagai calon presiden RI dalam pemilihan Presiden RI mendatang. Dukungan ke-14 partai baru itu sudah dapat dipastikan meskipun partai-partai baru belum diverifikasi untuk lolos dalam pemilihan umum legislatif 2009.

“Partai yang sudah menyatakan dukungan secara terbuka adalah PAN, tapi dukungan itu masih informal. Dukungan yang pasti harus melalui mekanisme partai dan itu baru terjadi akhir tahun 2008,” ujar Sutiyoso.

Sutiyoso juga menegaskan keinginannya untuk menjadi calon presiden (capres) dan ikut pada pemilihan Presiden tahun 2009 mendatang tetap akan menggunakan partai politik (parpol), sehingga perlu membangun interaksi dengan pimpinan partai politik itu. “Saya tetap siap berinteraksi dengan semua partai politik, karena prinsipnya semakin banyak akan baik dan menjamin terpenuhi syarat untuk pencalonan presiden itu,” katanya.

Mengenai kunjungannya ke daerah-daerah Sutiyoso mengatakan, itu sebagai upaya sosialisasi terlebih dulu karena merasa dirinya sebagai pemain baru. “Calon presiden lainnya adalah pemain lama, bahkan //incumbent// sehingga mereka sudah dikenal masyarakat. Saya menganggap diri saya masih pemain lokal yang harus disosialisasikan.”

“Partai Kedaulatan memiliki pandangan yang sangat jauh ke depan bagi proses rekrutmen kepemimpinan nasional, dan semua yang hadir disini tahu dengan pasti dan yakin bahwa kita semua membutuhkan seorang pemimpin yang memiliki visi jelas soal pembangunan ekonomi, politik, sosial, budaya hingga pendidikan,” kata Ibrahim Basrah, Ketua Umum DPD Partai Kedaulatan itu pula.

Tentang tawaran untuk menjadi calon wakil presiden, Sutiyoso belum bisa memberikan keputusan. ”Untuk saat ini masih dipelajari karena melihat perkembangan siatuasi poltik yang berkembang nanti.”

Sementara itu Ketua Umum Partai Kedaulatan (PK) Ibrahim Basrah SH mengatkan Partai Kedaulatan mempunyai pandangan yang sangat jauh kedepan bagi rekrutmen kepemimpinan nasional. “Semua yang hadir disini tahu dengan pasti dan yakin bahwa kita membutuhkan pemimpin yang memiliki visi yang jelas soal pembangunan ekonomi, politik, sosial dan budaya hingga dunia pendidikan, yaitu Bapak Sutiyoso,” ujarnya. (Senin : 5/11/2007)

Jumat, 02 November 2007

Sutiyoso Dicurhati Korban Lumpur

[Suara Surabaya] - Sekitar 50-an warga pengungsi korban lumpur dari Desa Reno Kenongo yang masih bertahan di pengungsian Pasar Baru Porong curhat ke SUTIYOSO mantan Gubernur DKI Jakarta di Rektorat Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Jumat (02/11). Rombongan yang sebagian besar ibu-ibu dan remaja putri ini dipimpin oleh H. SUNARTO Ketua Paguyuban Rakyat Reno Kenongo Menolak Kontrak (Pagar Rekontrak).

“Kita ingin menemui SUTIYOSO untuk minta dukungan perjuangan kami dari beliau. Pak SUTIYOSO kan ingin mencalonkan diri sebagai Presiden. Mudah-mudahan suara-suara kami yang tertindas ini didengar beliau dan syukur-syukur bisa disampaikan ke para pemimpin di Jakarta,” kata H. SUNARTO pada suarasurabaya.net.

Menurut SUNARTO, SUTIYOSO merupakan figur yang pas bagi tempat berkeluh kesah rakyat Reno Kenongo yang selama ini merasa didzalimi oleh Perpres 14/2007. Saat didatangi di halaman Rektorat ITS, puluhan ibu-ibu itu tak kuasa menahan tangis. “Pak SUTIYOSO, tolong kami, Pak. Kami sudah tidak punya rumah. Rumah kami sudah ditenggelamkan oleh lumpur dan sampai sekarang belumd apat ganti rugi,” ujar seorang ibu terisak.

SUTIYOSO awalnya terlihat canggung. “Saya bukan Gubernur Jakarta lagi lho. Semaksimal mungkin saya bantu. Tapi saya minta bapak-bapak ibu-ibu sabar,” kata SUTIYOSO. Pertemuan singkat itu berakhir setelah H. SUNARTO menyerahkan sebuah amplop yang isinya surat mengenai kondisi terakhir ratusan warga Desa Reno Kenongo yang hingga kini belum mendapat ganti rugi lumpur. [2 November 2007]

Rabu, 24 Oktober 2007

Sutiyoso Ajak Sri Sultan Bersaing dalam Pilpres

[Media Indonesia] -Mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso mengajak Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X untuk sama-sama maju dalam pencalonan presiden pada pemilihan presiden 2009 mendatang.

Ajakan Sutiyoso disampaikan di sela-sela pertemuan Gubernur se-Indonesia, di Surabaya, Senin malam (22/10). "Buat Sri Sultan gak usah ragu untuk maju bersama biar makin ramai," kata Sutiyoso. Sri Sultan yang hadir dalam acara tersebut hanya bisa tertawa.

Dalam kesempatan itu, Sutiyoso tetap melajutkan tekadnya dalam bursa calon Presiden pada pemilu 2009 mendatang. Bahkan, untuk memuluskan ambisi tersebut, Sutiyoso tidak akan masuk melalui jalur perorangan atau independen.

"Saya tetap optimistis dengan pencalonan ini, dan tidak akan melalui jalur perorangan," kata Sutiyoso kepada wartawan. Tekad Sutiyoso bersaing dalam capres karena banyak parpol yang memberikan dukungan. Namun Sutiyoso enggan menyebutkan parpol yang telah memberikan dukungan.

Selain itu, katanya, pengalaman sebagai gubernur DKI Jakarta menjadi modal berharga untuk maju dalam pencalonan presiden. "Ini modal saya untuk bisa menjadi pemimpin di negeri ini," katanya.

Sutiyoso mencontohkan pengalaman di beberapa negara seperti Turki dan di Amerika, mereka yang menjadi presiden adalah mantan gubernur. Artinya, kata Sutiyoso, peluang itu sangat terbuka.

Tetapi Sutiyoso kembali menegaskan bahwa dirinya tidak akan maju melalui calon independen dengan alasan, aturan boleh tidaknya calon independen dalam pilpres nanti masih mengambang. Selain itu, ia pesimistis calon dari jalur tersebut bisa bersaing memperebutkan suara pemilih. "Saya tetap akan maju melalui parpol, bukan independen," tegasnya. (Rabu : 23/10/2007)

Senin, 22 Oktober 2007

Sutiyoso Dekati Partai Menengah

[Tempo Interaktif] - Mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso menggalang dukungan dengan marangkul partai-partai menengah. Sutiyoso mengaku sudah mendekati Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

"Alasannya partai menengah butuh koalisi untuk maju dalam pemilihan presiden, sedangkan partai besar tentunya akan mencalonkan ketua umumnya menjadi calon presiden," kata Sutiyoso kepada wartawan saat menghadiri halal bihalal di kediaman Soetrisno Bachir, Ahad. Ia menuturkan dirinya sudah memulai untuk melakukan sosialisasi dan pendekatan kepada berbagai pihak.

"Pada hari lebaran lalu, saya mengunjungi Soeharto, Megawati, SBY, Habibie dan Gus Dur. Sejauh ini, ia mengaku memiliki visi dan pandangan yang sejalan dengan PAN.Sejumlah partai baru, diakui Sutiyoso sempat datang untuk meminangnya. Namun ia menolak dan lebih suka mencari mencari dukungan dari partai yang sudah ada. Ia juga tidak akan mendirikan partai baru. (21/10/07)

Rabu, 17 Oktober 2007

Bang Yos Tidak Usah Kecil Hati

[SOMASI] - Sejak Bang Yos – panggilan akrab Sutiyoso, mendeklarasikan kesediaannya menjadi Presiden RI 2009 – 2014, dia banyak menyedot perhatian publik dan opinion leader. Mulai dari pengamat politik yunior sampai politikus senior, mereka memberikan komentar yang beragam. Banyak yang menyambut suka-cita, tapi tidak sedikit yang meremehkan kapabilitas dan kapasitas Bang Yos - meskipun dia pernah sukses menghantarkan Pemilu maupun Pilkada di Ibukota RI belum lama ini.

Atas tanggapan-tanggapan yang miring tersebut, kami menyarankan agar Bang Yos tidak usah kecil hati. Mengapa ? rakyat juga sudah pintar, tidak semata-mata mendengarkan komentar-komentar itu. Apalagi, publik melihat banyak sekali sisi positif dari personal Bang Yos. Setidaknya dalam catatan kami, ada beberapa kelebihan yang bisa “dijual” oleh Bang Yos.

Pertama, Bang Yos dikenal terus terang, berani bahkan memberi kesan ngotot, tegar, keras, tetap ngotot biarpun ibaratnya dimaki orang. Kedua, dia juga kuat dalam memegang prinsip, karena mendapat sentuhan pendidikan militer, namun tetap bersahabat karena dia pun ikut aktif di berbagai organisasi olahraga dan kebudayaan.

Ketiga, jangan ditanya soal kapabilitas. Selain pernah menjadi Gubernur di Ibukota RI selama 10 tahun, beliau juga Ketua Umum Asosiasi Pemerintahan Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI). Sehingga akses dan jaringan kepada Gubernur-Gubernur Kepala daerah Tk I menjadi jauh lebih baik dibandingkan dengan Mendagri. Keempat dan kelebihan Bang Yos seterusnya, tentu masih bisa ditulis lagi secara panjang lebar kiprahnya di berbagai bidang.

Tentu saja, kehadiran Bang Yos sebagai Calon Presiden RI, harus disikapi secara bijaksana. Pemerintah yang sedang berkuasa, maupun partai politik seharusnya menerima dengan lapang dada dan terbuka, deklarasi Bang Yos tersebut. Jangan belum apa-apa sudah dijegal atau dikomentari miring. Toh, siapapun nanti yang akan menjadi Presiden, rakyat juga yang menentukan. Semoga Bang Yos Sukses!

(Sumber : Okezone (18/10/2007), Kontan (19/10), Bisnis Indonesia (19/10), Pelita (19/10).

Selasa, 16 Oktober 2007

Bang Yos Marah Besar Terhadap Ulah Malaysia

[Harian Terbit] - Sikap pemerintah yang lemah terhadap Malaysia membuat sebagian besar politisi di Senayan berang dan gregetan. Mereka minta pemerintahan SBY bersikap lebih keras. Permintan ini, ternyata juga didukung Sutiyoso, mantan Gubernur DKI Jakarta yang dikenal sebagai sosok tegas dan pemberani dan telah memproklamirkan diri siap bersaing di ajang Pilpres 2009 nanti.

Bang Yos --panggilan akrabnya-- meminta pemerintah tegas dan bersikap lebih keras lagi terhadap kelakuan aparat Malaysia yang sewenang-wenang kepada WNI. "Saya setuju sekali, pemerintah harus lebih keras dan tegas,'' kata Bang Yos menjawab Harian Terbit Selasa petang ketika kepadanya disampaikan reaksi para wakil rakyat di Senayan. Sikap tegas ini, lanjutnya, agar kejadian kejadian seperti penyiksaan TKI, pemukulan wasit karateka, perlakuan kasar terhadap mahasiswa dan WNI seperti terjadi belakangan ini tak terulang lagi.

"Panggil Dubes. Kita harus lebih keras lagi bersikap. Saya setuju pemutusan hubungan diplomatik dengan Malaysia, karena perlakuan Malaysia terhadap warga kita sudah keterlalun dan merendahkan martabat bangsa," kata Sutiyoso. Menurut Sutiyoso, Indonesia tidak boleh lembek, karena dengan sikap lembek itulah Malaysia memandang rendah terhadap Indonesia. Padahal, Indonesia merupakan bangsa besar, peduduk banyak, dan menjungjung harga diri di tengah-tengah pergaulan internasional.

Secara terpisah, Wakil Ketua Fraksi PAN DPR Alvin Lie mendesak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengeluarkan sikap resmi pemerintah. "Jangan lagi seperti sebelum ini yang karena diplomasi lemah, Malaysia minta maaf lalu presiden mengiyakan, tanpa diikuti dengan komitmen agar Malaysia tidak megulangi. Buktinya, sekarang yang yang ditahan seorang isteri atase Indonesia," tambah Alvien Lie.

Karena perlakukan Malaysia yang menyandera isteri diplomat kita tidak bisa ditolerir lagi, Alvin menyerukan ganyang Malaysia, dan jangan lagi mempercayai istilah serumpun. "Kita ganyang Malaysia dengan memboikot produk-produk Malaysia dan tidak berpesiar ke Malaysia. Presiden agar mengusir beberapa diplomat Malaysia, kalau perlu Dubes nya sekalian," pinta Alvien.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono harus menunjukkan harga diri bangsa yang kini makin dinjak-injak Malaysia. Sikap ini sejalan dengan DPR dan masyarakat Indonesia yang makin marah terhadap Malaysia. Sekjen DPP PAN Zulkifli Hasan mendesak pemerintah, mengeluarkan travel warning dan jika Malaysia tidak juga mengubah kebiasaan buruknya menyiksa WNI, sebaiknya pemerintah menghentikan sementara hubungan diplomatik.

"Kita harusnya berani bertindak tegas. Kita sangat sesalkan, kita marah karena pemerintah lemah sekali kepada Malaysia. Mestinya kita balas dengan perbuatan setimpal," kata Zulkifli Hasan yang juga Ketua Fraksi PAN DPR, di Gedung DPR/MPR Jakarta, Selasa. PAN mengecam tindakan Malaysia yang sudah berulang kali dilakukan dengan alasan tidak masuk akal. Tindakan aparat Malaysia itu menunjukkan arogansi dan kesombongan. "Ini sudah berulangkali, tetapi tidak ada tindakan tegas yang setimpal dari pemerintah kita," katanya.
Dia menyatakan, tindakan milisi sipil Malaysia, Rela, terhadap istri Atase Pendidikan Kedubes RI di Kuala Lumpur, menunjukkan bahwa tindakan penghinaan terhadap Indonesia disengaja. Hal itu sebagai penghinaan dan Indonesia jangan diam saja.

"Penghinaan itu dilakukan secara sistematis. Kita harus lawan. Malaysia mulai menunjukkan sikap-sikap rasialis," katanya. Tindakan yang harus dilakukan Indonesia semestinya yang bisa menimbulkan efek besar bagi Malaysia. Misalnya, mengeluarkan travel warning kepada warga Indonesia.
"Pemerintah (Deplu) jangan beraninya cuma kirim nota protes. Sudah dihina berkali-kali kok beraninya nota protes," kata Sekjen PAN itu. Dia juga menyatakan, ketegasan pemerintah menghentikan pengiriman TKI ke Malaysia harus diwujudkan agar Malaysia berhitung ulang bila akan melakukan tindakan terhadap warga Indonesia. (*)

Sabtu, 13 Oktober 2007

Sutiyoso Silahturahmi ke Semua Mantan Presiden

[Media Indonesia] -Mantan Gubernur DKI Sutiyoso pada perayaan Idul Fitri kali ini melakukan silaturahmi ke presiden dan seluruh mantan Presiden RI. Alasannya untuk menjaga hubungan baik dengan para mantan atasannya.

"Dari dulu memang saya jaga hubungan baik dengan mantan-mantan atasan saya. Termasuk yang sekarang, atasan saya juga pak SBY itu. Bahkan beliau-beliau itu sudah kerumah saya semua, kecuali Pak Harto karena alasan kesehatannya," kata Sutiyoso usai bersilaturahmi dengan Presiden di Istana Negara,Sabtu (13/10).

Menurutnya, tidak ada perasaan tidak enak yang menghalangi pertemuannya dengan Presiden Yudhoyono. Sutiyoso melukiskan hubungannya dengan Presiden Yudhoyono sebagai kakak dan adik. Namun tidak ada hal khusus yang disampaikan dirinya ketika bersalaman dengan Presiden Yudhoyono. Yang pasti, menurut Sutiyoso, Presiden Yudhoyono tidak terganggu dengan pencalonan dirinya sebagai calon presiden pada pemilihan umum 2009 mendatang.

"Kita tidak mungkin saling melukai hanya karena kita saling kompetisi. Tidak bakalan itu. Beliau juga akan begitu. Kita saling komitmen untuk saling menjaga. Karena kita spiritnya mengabdi, beliau juga sama," tegas Sutiyoso.

Sementara terkait dengan pengaruh pada TNI, mantan Panglima Kodam Jaya itu mengatakan bahwa paradigma yang ada di TNI telah berubah. Para anggota TNI aktif tidak akan terpengaruh pada majunya para mantan petinggi militer untuk bersaing di pilpres 2009. Oleh karena itu tidak ada yang perlu dikhawatirkan mengenai netralitas TNI. [Sabtu, 13 Oktober 2007]

Senin, 08 Oktober 2007

Bang Yos Guru bagi Pemprov DKI

[BERITA JAKARTA] - Mantan Gubernur Sutiyoso atau yang biasa disapa Bang Yos akan terus dikenang warga ibu kota meski mulai hari ini sudah tidak lagi menjadi orang nomor satu di DKI Jakarta. Bahkan Eks Pangdam Jaya ini akan tetap dijadikan guru bagi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan masyarakat ibu kota.

“Hari ini kita melepas Bang Yos dan Mpok Rini, orang yang sangat berjasa bagi kota yang sangat kita cintai (Jakarta-red). Pelepasan ini terjadi pada bulan Ramadan, bulan yang penuh berkah dan penuh ampunan sehingga semoga Bang Yos dan Mpok Rini selalu dilindungi dan diberkahi Allah SWT,” kata Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo saat melepas Bang Yos beserta keluarga di Balai Kota, Minggu (7/10).

Selama 10 tahun kepemimpinan Bang Yos, kata Fauzi Bowo, seluruh jajaran di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan masyarakat mendapat pengalaman yang sangat berharga dari Bang Yos. “Bang Yos adalah guru yang sangat berharga bagi Pemprov DKI,” jelas mantan Wagub DKI Jakarta ini yang diiringi tepuk tangan hadirin yang hadir.

Fauzi Bowo berkomitmen bahwa apa yang telah digagas Bang Yos dan Mpok Rini dan berguna bagi kemajuan dan kesejahteraan kota Jakarta pasti akan dia teruskan. “Seluruh warga Jakarta saya yakin hari ini melepas Bang Yos dan Mpok Rini dengan rasa berat, tapi kami mengikhlaskan ini karena kami yakin Allah SWT akan memberikan petunjuk yang lebih baik lagi bagi Bang Yos dan Mpok Rini di masa yang akan datang,” ucap Fauzi Bowo.

Sementara itu Bang Yos mengucapkan terima kasih kepada seluruh elemen masyarakat ibu kota yang telah mendukung dirinya selama 10 tahun menjadi memimpin Jakarta. “Saya ucapkan terima kasih kepada seluruh warga Jakarta yang telah mendukung saya selama menjadi gubernur dengan aman dan berlangsung sebagaimana yang kita harapkan,” kata Sutiyoso.

“Tentu itu karena dukungan seluruh pegawai di lingkungan Pemprov DKI dan masyarakat yang telah memberikan loyalitas kepada saya dan Wagub Fauzi Bowo,” jelas Pembina Persija ini.
Bang Yos menuturkan pada 7 Oktober 1997 silam dirinya datang di Gedung Balai Kota DKI Jakarta disambut dengan prosesi adat Betawi, sehingga pada hari ini, dia pun meninggalkan Balai Kota dengan diiringi prosesi serupa.

Pada kesempatan tersebut, Bang Yos secara khusus mengucapkan terima kasih kepada Fauzi Bowo yang telah menjadi mitra kerja dirinya sejak tahun 1997 silam . Selain itu, lanjut Bang Yos, berkat sumbangsih Fauzi Bowo selama menjadi wagub sejak 2002 maka Bang Yos dapat menjalankan tugasnya dengan baik dan membawa kota Jakarta ke arah yang lebih sejahtera.
“Kalau selama saya dan Fauzi Bowo memimpin Jakarta terdapat keberhasilan, tentunya itu adalah keberhasilan kita semua. Tapi, bila ada kekurangan, hal itu semata-mata adalah kekurangan dari diri saya,” imbuh Bang Yos.

“Ini adalah kesempatan yang baik, apabila selama 10 tahun ada tutur kata dan tingkah laku saya dan keluarga yang kurang berkenan di masyarakat, mohon dibukakan pintu maaf,” pintanya. “Semoga saya masih bisa memberikan darma bakti kepada bangsa dan negara di masa yang akan datang. Saya sangat mencintai warga Jakarta seperti mencintai diri saya sendiri,” tukas Bang Yos.

Prosesi pelepasan Bang Yos dan keluarga berlangsung sederhana dan singkat sekitar 30 menit, namun cukup meriah. Dengan menggunakan kereta kuda Bang Yos diarak dari Balai Kota menuju Patung Arjuna di Jl MH Thamrin yang diikuti oleh rombongan pejabat di lingkungan Pemprov DKI Jakarta.

Warga ibu kota yang telah memadati Jl Medan Merdeka Selatan tampak mengelu-elukan Bang Yos. Dengan gaya khasnya, mantan Wadan Kopassus ini membalas dengan melambaikan tangan. Selanjutnya dari Patung Arjuna tersebut, Bang Yos kemudian diiringi rombongan pulang ke rumahnya di kawasan Cibubur Jakarta Timur. (*)

Minggu, 07 Oktober 2007

AM Hendropriyono : Kalau Sekarang Pemilu, Bang Yos Pasti Menang

[OKEZONE DOTCOM] - Gubernur DKI Sutiyoso terus mendapatkan dukungan dari banyak kalangan. Bahkan, popularitas Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dinilai kalah dibanding Sutiyoso."Kalau sekarang popularitas Sutiyoso sudah terkenal sama dengan SBY, dan jika sekarang diadakan pemilihan presiden, pasti Sutiyoso akan menang," ujar mantan Kepala BIN AM Hendropriyono.

Hendropriyono menyampaikan hal tersebut ketika menghadiri undangan peluncuran buku Megapolitan, karya DR (HC) Sutiyoso di, Hotel Borobudur, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Sabtu (6/10/2007)."Kita sudah melihat bagaimana pekerjaannya jangan hanya dilihat busway saja, tapi lihat juga anggaran pendidikan yang sudah melebihi 20 persen," ujar Hendro.

Mantan Pangdam Jaya tahun 1993 ini tampaknya mulai jatuh hati pada Bang Yos. Hendro menilai, dalam keadaan negara yang seperti ini Sutiyoso dianggap yang paling cocok. "Lihat saja, salah atau benar dia hantam terus. Saya suka orang yang seperti ini," ujarnya. Tampak hadir dalam acara ini mantan Menteri Negara Urusan Otonomi Daerah Ryaas Rasyid, Gubernur Gorontalo Fadel Muhammad, dan mantan Menko Perekonomian Dorojatun Kuntjorojakti. Dalam peluncuran buku ini, Sutioyoso untuk kesekiankalinya mencantumkan doktor honoris causa dalam undangannya. (*)